sambut hari esok lebih cerah..
Monday, October 29, 2007
First, harus saya akui hari ini terasa menggairahkan (aneh kamu johann!), karena terus terang sejak kemarin saya menantikan hujan yang gak turun-turun. Padahal suroboyo dan sekitarnya sudah mendung banget sejak kemarin. pyuhh..
Penantian hujan juga berimbas buatku kembali bersemangat dan bergairah..yeahhh yihaaaa. Kata temanku yang bijak, hidup itu penuh pilihan. HAruslah kita bersemangat dengan apa yang sudah kita pilih dan memikirkan betul-betul apa yang akan kita pilih. Lalu kata yang lain lagi, bagus jika punya obsesi tapi harus tetap fokus. argghhh kali ini tidak bahas permasalahan hidup, filsafat hidup atau kenestapaan yang sedang saya derita. ayooh mari kita sambut saja esok yang lebih cerah, seperti kata kata om ariel peterpan di albumnya. hehehe
========
Hari ini ada beberapa agenda yang harus ku selesaikan. Untuk diketahui di awal, agenda terakhir yang harus diselesaikan adalah duduk manis menjalani ujian tengah semester untuk mata kuliah teknik pondasi. waduh, hari ini hari pertama UTS di kampusku. fenomena ujian sudah kentara sejak jumat kemarin. aku juga sudah berusaha semaksimal mungkin turut meramaikan fenomena UTS dengan mem-fotokopi baceman (kumpulan soal-soal senior) hari sabtunya. gila rek fotokopi soal2 tok abis 15rebu lebih. Yang bikin getun ( sakit ati), musim ujian kali ini, gak dapet baceman yang berkesan, dengan kata lain, baceman kebanyakan murni soal tak ada pembahasan. otomatis kudu ekstra belajar latihan soal-soal meski ujian kebanyakan open book. ohh bunda malasnya anakmu ini!
Kembali ke agenda, agenda saya yang pertama dipagi hari ini, buat surat pengunduran diri dari tempat saya bekerja freelance.. aneh kan freelance pakai pengunduran diri resmi segala? hahaha. secara aku agak gak enak hati dengan beberapa temanku yang masukkan aku disitu. tapi bagaimana lagi ada beberapa option yang mendadak mengisi hidupku (nikah, kawin, nduwe anak... ngawur!!!). pikirku, lebih baik aku free sebenar-benarnya dulu. Saya yakin Allah akan memberikan jalan yang terbaik untukku. Dan sudah pilihan saya re-sign di kantor itu meski hanya kerja beberapa hari. (bayarane durung tuntas rek!)
Tadi pagi bodoh lagi kumat. ceritanya begini: aku kan Bangun sedikit kesiangan, trus langsung buat surat undur diri. setelah itu mandi dan gosok gigi. trus berangkat ke MIG jam 8 dan gak sempat sarapan. Sampai didekat kantor MIG jam 8.25 baru nyadar klo suratnya yang mau dikasihkan ketinggalan. trus dengan polosnya kayak gak tau kata capek, balik lagi kerumah dengan ngebut dan riang. sampai rumah 15 menit kemudian. trus masuk ke dalam ambil surat, gak ada 3 menit.. langsung stater orenz (motor suprapit orange-ku, edisi cap pos) berangkat lagi ke MIG.. dan sampai 15 menit kemudian. ketemu bos nanang 15 menitan. trus cabut ke ITS. trus ngerasa laper deh sampai depan warung makning.. pyuhh dowone ceritane. gublug!
Nah, diGebang, saya membelokkkan motor ke warung mak Ning untuk sarapan mie goreng. dari hasil estimasi dan pengalaman sarapan mie goreng dan es teh cukup praktis, hemat waktu dan ngirit duit. Di warkop makning, yang saya suka adalah pelayanann cepatnya. pesen migoreng, gak ada 10 menit langsung tersaji. es teh gak ada sekelebat sudah terhidang. menghabiskannya pun cukup singkat gak ada 5 menit! hehehe dan yang penting cukup bayar 2500 rupiah sudah bisa sarapan cepat nikmat.
Memang agak tergesa pagi ini, setelah sarapan rencananya langsung ke redaksi ITSOnline numpang belajar buat UTS malam harinya. tidak banyak waktu yang tersisa karena siangnya kudu ke jalan stasiun kota untuk test penerimaan karyawan bank Niaga. jujur saja, bekerja di Bank bukan impianku. aduh calon enjiner gagah perkasa dngan kalkulator scientific kok banting setir jadi banker yang dandy, metroseksual banget sambil pegang kalkulator bakul lombok! wakakakaka... bukan johan banget!
Tapi yah gimana lagi, ada sisi menarik dari test kali ini. Pertama ini panggilan pertamaku di Bank sekaligus panggilan test kerja pertamaku yang via sms.. gilaaa betapa hina Bank Niaga hingga tak mampu telpon calon karyawannya. bagaimanapun saya masih belum bisa menghargai undangan test kerja lewat sms apalagi tanpa nyebut nama saya, dan pengirim siapa. payah! okelah, lain kali saya tunggu panggilan test via YM, buzz!! :p
Kembali ke makning. ada yang lucu waktu di makning. setelah mie gorengku tersaji cepat. kutunggu dulu sampai sedikit dingin, dengan menelpon seseorang, sebut saja Listy (memang nama sebenarnya, red). dia sedang ultah hari ini, tapi kukira kemarin. Tuuut tuuut.. flexy memanggil esia. Dan, lalu tersambunglah dengan Lis, mahasiswa sastra unair angkatan 2004. kita ngobrol ada lima menitan. aku ngobrol di telp sambil sibuk tiup mie goreng dan Lis ngobrol dengan langkah tergesa menuju kampus, katanya dia telat masuk kuliah! hahahaha telat kok setengah jam, niat gak sih!
Setelah telpon telponan dan mie goreng sudah gak bikin bibir terbakar. barulah mulai sarapan. dua suap masuk ke mulut. ehh, tiba-tiba gak tau sejak kapan ada mahasiswa berkacamata duduk didepanku.
"Mas, katanya mesin mau gabung sama disnaker ya?" katanya keliatan serius ke aku.
"opo mas?," jawabku pura-pura gak dengar sambil liatin wajah anak itu dengan seksama, kali aja ada luka memar dikepala yang bikin dia ber-ceracau aneh!
lalu, di ulanginya lagi pertanyaannya ke aku. "mesin mau gabung sama disnaker ya?" katanya lagi..
waduh ini anak sakit apa gimana ya. sejenak aku memanggil segenap memori otakku, pernahkah aku bertemu dengan anak ini? ternyata gak pernah. yah, setelah seruput es teh kupandang matanya tiba-tiba sambil berkata pelan "mas, aku iki arek sipil, duduk arek mesin. sampeyan kiro aku sopo?" kataku.. "salah orang ya?" lanjutku bertubi.. mampus kau.
dengan kondisi itu, tuh bocah langsung garuk kepala. terbengong bengong bego
"iya salah ya, sorry mas" kata meringis. tapi ini bocah lumayan jago menutupi rasa malunya. dia gak langsung beranjak dari hadapanku. klo orang biasa langsung ngeloyor sambil nutupin muka sama daun pisang, trus cari tanah pasir untuk jongkok sambil gores-gores pasir dengan jari. tapi ini bocah lumayan pede, dia gak langsung pergi bunuh diri tapi bengong dulu. sampai kemudian temannya yang satunya manggil. trus mereka cabut naik motor. entah terus kemana. hahahahaha
setelah mereka pergi.. aku jadi berpikir gublug. tuh anak beneran salah orang atau lagi coba ilmu gendam ya.. kuperiksa dompet masih ada. kunci motor ada. tas ada. helm di motor ada.. si orenz ada juga di depan warung. wahhhh, murni khilaf tuh bocah berarti. kasihan.
ya Allah jauhkan hambamu ini dari hal-hal seperti itu. hehehe mseki dulu pas masih hunting berita juga pernah salah narasumber, tapi gak pernah malu, karena tetap muka badak. tapi lewat tuh bocah, aku baru nyadar kalau digituin orang seharusnya malu sampe garuk-garuk kepala dan bengong tak berkata-kata. wakakakakaka apa saya sudah tak berperasaan.
arghhhh entahlah. yang penting ayooh sambut esok lebih cerah!
=========
kau, aku dan obsesiku
Tuesday, October 23, 2007
Lagunya Letto di album yang baru salah satunya berjudul Kau, Aku dan Obsesiku. Bersyukur nemu ini mp3 (upps bajakan ya.. sorry then). Baca judulnya sudah langsung penasaran.. trus diputer, eh enak juga. tapi maksud dari lagu ini apa ya? arghhh hanya Tuhan yang akan tahu.
ini liriknya:
Kau Aku dan Obsesiku
by Letto
merasuk.. malam ini kau merasuki aku
terhasut.. alam pikiranku kini
tersenyum.. seolah engkau menginginkan aku
tetapi.. siapa yang tahu hati
reff:
kau aku dan obsesiku
hanya Tuhan yang akan tahu
tapi jangan kau tertipu
kan kusimpan sampai akhir waktu
gemerlap.. bintang yang ada di malam ku
sekejap.. terasa sangat sempurna
ucapan.. kata yang terlontar oh indahnya
aku.. aku sangat terlena
kau aku dan obsesiku
hanya Tuhan yang akan tahu
tapi jangan kau tertipu
kan kusimpan sampai akhir waktu
kau aku dan obsesiku
hanya Tuhan yang akan tahu
tapi jangan kau tertipu
kan kusimpan sampai akhir waktu
uuuuuu…..
kau aku dan obsesiku
hanya Tuhan yang akan tahu
tapi jangan kau tertipu
kan kusimpan sampai akhir waktu
kau aku dan obsesiku
hanya Tuhan yang akan tahu
tapi jangan kau tertipu
kan kusimpan sampai akhir waktu
foto lagi, pamer muka pas-pas-an
Friday, October 19, 2007
ehh, siapa foto cowok ganteng disamping ini? klo liat dari topinya kayaknya engineer PT Badak LNG ini. hahaha hasrat narsisme kembali mencuat. postingan kali ini terusan hasil jepretan jalan-jalan beberapa waktu lalu dengan bro Ippan dan bro ndower. yeah.. ini foto lama tapi menurut saya (di) layak (layakkan) tampil di duniadalamasa. mengambil lokasinya di Tunjungan Plasa tanggal 1 september lalu. kita merasakan petualangan seru.
oke monggo dipirsani terusannya.
===============================
Sebelumnya secara garis besar perlu dijelaskan mengenai spesifikasi teknis jalan-jalan kali ini;
Lokasi tujuan: Atap Tunjungan Plasa
Tujuan perjalanan: bersenang-senang, foto-foto, cuci mata, cari gebetan (rencana tentative)
Jumlah Tim: 3 Org (saya, Ipan, ndower)
Kamera: Digital Poket Canon dan Nikon
Pengeluaran: Rp 4000 perak dengan rincian sbb, Rp 2000 perak untuk bayar parkir dua sepeda motor. Rp. 1000 perak lagi untuk beli Pentol (bisa dimakan bertiga), dan Rp 1000 perak lagi untuk beli es sari kedelai (bisa diminum bertiga juga)
berikut hasil2 jepretannya;
nikmati udara polusi Surabaya sambil memandangi belantara gedung bertingkat.
selain itu diatap TP anda bisa bermain seperti ini
aneh kayak gini juga bisa
atau gila seperti ini. kapan dan dimana lagi bisa dapat jepretan edan kayak gini.
siluet berlagak cool ngangkangin matahari kayak Ipan gini juga oke
atau kayak pose saya yang sok gimana gitu. Tapi, yang ini aku paling suka deh sama backroundnya coba liat. Jelas banget warna biru langit dan oranye sunset. bro ndower, nice shoot!
selain banyak hal yang membuat senang. disini juga ada unsur edukasinya, khususnya untuk para calon engineer. secara kami bertiga adalah calon engineer sipil sejati. makanya selain bersenang-senang melepas penat juga sambil mempelajari bentuk bangunan dan struktur. mosok siihhhh? bukannya selain ke atap juga mantengin cewek-cewek mall?
masa SMA-ku cukup menarik
Sunday, September 30, 2007
Kata orang SMA adalah masa yang berbunga-bunga, mengesankan dan banyak memori indah. uehhhhhkkk... malam ini aku teringat masa SMA. Dalam perjalanan ke kampus sehabis menemui klien renovasi rumah, entah mengapa terjadi cerita panjang lebar kenangan SMA dengan mr Popo Pardede, teman kuliah sekligus partner usaha freelance nge-gambar. hahaha, semua berawal dari mbahas cewek. memang makhluk satu itu paling enak jadi pembicaraan klo lagi santai. secara kami berdua lagi jomblo men!
Bedanya pardede bisa dibilang lebih beruntung entah ditengok darimana, aku juga bingung. sempat punya pacar dan sekarang cewek taksirannya ada di pulau lain tempat asalnya sono, Sumatra. lha klo ane umur 23thn sampai sekarang belum ada cewek idaman yang fix. argghhhhhh.... engkau gila johan!
hehehe, di atas motor sambil ngobrol ngalurngidul denga Popo. aku baru sadar kisah saya sejak SMA cukup menarik. wehehehe narsis sithik ra popo kan?!
Intinya, dari teringat masa SMA itu kepikiran untuk menjadikan salah satu kumpulan cerita yang nantinya bisa dinikmati anak cucu. entah nanti dibumbui supaya lebih heroik dll.
Secara garis besar, harus diakui aku siswa yang biasa2 saja dari kelas 1 sampai kelas 3. nothing special. guru saja cuma saling kenal beberapa. gak pintar2 banget. gak bodoh2 banget. ganteng enggak, tajir juga dari mana. cuman tampang aja yang keliatan sedikit berpendidikan alias culun. ngacoo! juga tidak tergabung dalam satu geng atau gerombolan tetap. tepatnya lebih suka berjalan sendiri.
Tapi memang Allah maha adil, dengan ketidak spesialan itupun saya masih diberikan kenangan manis saat SMA. dan hampir semuanya di tahun terakhir, kelas 3. hahaha, gak banyak di cowok seusia begitu yang pernah naksir cewek orang lain dan mulai berani pedekate? trus sampai hampir bersitegang dengan si cowoknya. hampir berantem.. hahaha macam sinetron jaman sekarang kalau aku bilang! dan itu cinta pertama ane (tapi gak kesampaian)!
Lalu coba hitung ada berapa anak laki2 di SMA-mu yang tiba2 punya fans adik kelas cewek, saling bersaing cari perhatian? tapi aku sadar kalau fans-fans itu agak psycho! what a weird girl! ndak jelas apa tujuannya. salah satunya menyatakan cinta pula. oh my dog!
Lalu yang lebih aneh lagi sudah hampir tiga tahun mengabdi di sekolah negeri itu waktu kelas tiga masih dikira adik kelas lah, anak baru pindahan lah. gendeng be'e! mentang-mentang badan ini kecil. yaa memang aku orang yang diam dan tidak terlalu show off.. ekskul aja cuman ikut satu, bentar pula. lebih suka ekskul swadaya dan mandiri, memelihara ikan hias. dasar aneh, maniak ikan. Dan ikan pula yang menyebabkan keluar dari ekskul pencak silat saat itu, alasannya, kalau minggu latihan kapan merawat ikan yang sudah kuanggap anak sendiri? ohhhh!
hahaha memang benar lagu om chrisye, kisah kasih di sekolah. masa paling indah. beruntunglah masa SMA-ku diwarnai dengan hal-hal kecil seperti itu.
Nengok Dua Pameran Foto
Wednesday, September 26, 2007
AWAL bulan ini ada dua pameran foto besar di kota Surabaya. wew! yang bikin menarik, keduanya pameran foto jurnalis foto kawakan dua media cetak raksasa di negeri ini. Kompas media grup dan Jawa Pos grup.
Nah saya sempat nengok kesana (mata hati, red) di hari terakhir tgl 1 September, bersama dengan rekan Adi 'ndower' dan 'bang' ippan. Dalam pameran foto ini, tidak hanya menampilkan hasil jepretan lensa satu jurnalis foto, tapi kumpulan dari taun jadul 1965 sampai saat ini. Kerenz temanz-temanz.. inspiratif banget untuk foto jurnalistik. Buku Mata Hati sendiri, konon katanya eksklusif dan limited edition. semuanya setara deh sama harganya yang hampir 400 rebu. worth! sayangnya karena mahal geto, ane belum mampu beli. ntar deh ya, mungkin kalau nemu di jalan semarang atau blauran.. (wakakakakaka gak mungkin jehhhh).
Lalu pameran yang satu lagi, tempatnya di Royal Plaza. Ini pameran terkait launching buku kumpulan foto investigasinya mas Yuyung Abdi Jawapos. Judulnya Sex for Sale, wuihh asyikkk kan?!. Yuyung Abdi berusaha menampilkan potret faktual dari wanita pelaku prostitusi di 27 kota Indonesia.
Gile bener! gimana jepretnya tuh bang? apa gak keder?takut lah digebukin premannya sono. Nah, mas yuyung seperti dilansir SS.net mengatakan sebaiknya motret beramai-ramai sehingga perhatian orang gak fokus sama fotografer. yee, tetep aja ngeri om! takutnya malah tergodanya rame-rame. tapi top markotop wes jepretannya. inspiring juga dan nambah pengetahuan tentang dinamika polemik dunia esek-esek. :D
Pameran ini berlangsung tanggal 1 - 7 September lalu. Jadi terlihat jelas meski dari dua media raksasa, fotografer juga ngerti prinsip tidak saling serempet supaya marketnya jelas. Hehehe dari temanya saya rasa udah membedakan segmen pasar buku kumpulan foto ini. Oh iya, saya ke Royal saat itu sendirian aja (saknoe rek!), tgl 9 September. Anehh? kan penutupannya 7 Sept. Berarti rejeki saya masih bisa menikmati foto2nya mas Yuyung. (saat itu saya sebenarnya sedang tugas liputan lomba Jembatan Teknik Sipil ITS, tapi karena sesuatu hal yang mengecewakan, saya tak dapat tulis report beritanya!)
Akhirnya ini beberapa foto jepretan hasil nengok dua pameran diatas. Maaf klo jelek, memang masih newbie. Kamdignya pun masih pinjam-pinjam. wakakaka. yang Mata HAti dijepret dengan Canon Powershot A630 kepunyaan Arif. Kalau yang Sex for Sale dijepret dengan kamdig Canon G3 Humas ITS. Terimakasih atas pinjemannya.
Karena semuanya datang di hari terakhir jadi gak rame lagi. ekspresi pengunjung juga susah didapat.
Kompas Mata Hati
Setelah puas njepret, ini bocah duduk lesehan di satu sudut sambil mengamati foto. (mikir opo koen jehh?)
Nah, ini dua kawan yang ikut serta. Kiri Adi 'Ndower' dan yang kanan: 'bang' ippan. Keduanya juga jeprat-jepret. Terimakasih, atas hari yang gila menyenangkan!
Jalan Irian Barat, Nongkrongnya Maniak Ikan Surabaya
Tuesday, September 25, 2007
SIAPA yang tak suka melihat panorama buatan yang disajikan akuarium? kotak yang sering kali terbuat dari kaca itu selalu dapat menenangkan dengan liukan ikan hias dan indahnya tatanan landscape didalamnya. Akuarium seakan membuat kita sejuk dan memberi ruang untuk sedikit menghindar dari kepenatan. Di Surabaya ada satu tempat yang menjual segala sesuatu untuk mewujudkan keindahan itu. Dan tempat itu berbentuk pasar jalanan.
Selain sebagai pasar ikan hias, bagi masyarakat Surabaya, kawasan ini juga dikenal sebagai kawasan palang merah (wee lampu merah ouy). Itu karena disini juga tempat kaum waria mangkal mencari pasangan di malam hari. Eitss, tapi jangan takut. Kalau berniat datang mencari ikan hias, anda bisa datang ke pasar ini malam minggu atau malam kamis (sabtu malam / rabu malam), karena memang itulah jadwal buka pasar ini. "Jadi jangan salah jadwal men, bisa salah tingkah ente."
Pasar ini berada sepanjang jalan Irian Barat yang bersebelahan dengan kali Mas (bener gak?). Disini kamu bisa mendapati segala jenis ikan hias dari ikan air tawar sampai air laut. Lalu juga bisa mendapati perlengkapan penunjang kehidupannya seperti filter, aerator dan lain sebagainya. Komplitlah.
mulai dari kapas filter, filter, aerator, heater sampai benda aneh khusus untuk sang ikan ada!
Gak usah kuatir dengan kocek tipis, kalau ada niat mulia memelihara ikan dengan kasih sayang dan ikhlas pasti kamu akan dapat bawa pulang ikan kerumah. :)
Pasar ini tidak hanya untuk hobiis yang berniat belanja, bagi yang niatnya cuma jalan-jalan sama kekasih atau keluarga juga sah-sah aja kok. Bisa dibilang selain tempat belanja ikan hias yang kumplit juga sebagai sarana rekreasi yang murah meriah. Lihat saja jika malam minggu tiba. arek Suroboyo banyak juga yang menghabiskan waktu hanya untuk jalan-jalan di sini.
Ikan yang dijual juga banyak dalam bentuk grosir, istilahnya disini satu kantong berisi beberapa ikan sejenis. Ya, memang pasar binaan dinas perikanan provinsi Jatim ini juga menjadi jujugan para penjual ikan hias di se-antero Surabaya. Pedagang yang berjualan disini juga banyak yang berasal dari luarkota, Blitar, Tulungagung dan kota peternak ikan lainnya.
Tips memelihara ikan;
1. Jangan jadikan hobi ini pelarian sesaat. hanya karena, "eh lucu ikannya, warnanya bagus, beli ah." seminggu kemudian pernyataan itu terlontar lagi, "eh lucu ikannya, warnanya bagus, beli ah." wahh nambah ya koleksi ikannya? "gak juga mas, yang minggu kemarin mati gak tau napa.".. biadabbbb!!!!
2. Sesuaikan kemampuanmu dalam merawat makhluk hidup sebelum memutuskan mengadopsi ikan. jangan sampai orang malas bersihkan akuarium dan gak telaten kasih makan dengan gampangnya bilang "saya tuan dari ikan koi ini, semasa dia (koi, red) hidup,". mending orang semacam itu disarankan pelihara ikan sapu-sapu di bak kamar mandi.
3. Sesuaikan kantong dan penghasilanmu sebelum memilih ikan mana yang akan kamu urus. Nah, ini penting agar sang buah hati tidak terlantar dan menjadi kaum prihatin. bayangkan kalau pelihara ikan arowana tapi gak mampu beli atau cari kodok/ikan kecil/jangkrik dll. bisa-bisa tuh ikan diajak puasa juga dan hanya berbuka dengan cecak, klo nemu dirumah. (cecak tidak baik buat sisik ikan).
4. Akuarium atau kolam tempat ikan harus disesuaikan dengan si ikan yang akan menjadi tuan rumah. Jangan asal beli ikan sehingga akuarium ukuran 50X40X30 jadi over populasi. pandai-pandai memilih juga ikan mana yang cocok di akuarium dan mana yang cocok di kolam.
5. Jangan asal percaya dengan si penjual. biasa pemula nanya begini, "pak, yang ini bisa tidak kumpul dengan ikan ini," biasanya penjual bahkan belum pernah memelihara ikan itu dalam waktu lama dan memperhatikan sifatnya, biasa mereka hanya tangan kedua. lebih baik kamu browsing di internet dan tanya ke yang sudah ahli. klo mau mix jenis ikan di satu akuarium harus hati-hati. ndak semua ikan jenis cocok hidup berdampingan dengan yang lain.
6. Perhatikan juga perlengkapan pendukung. Syarat wajib makhluk hidup dapat survive adalah oksigen. jadi buatlah sirkulasi air dengan filter dan beri pasokan oksigen dengan aerator. harga sekarang udah murah-murah kok (banyak produk china).
7. konsisten dan ikhlas dalam memelihara. Mereka (ikan-ikan, red) niscaya akan memberikanmu balasan dengan lincah gerak dan kilau warna indahnya.
Ilmu dari Seorang Arbain Rambey
Friday, August 31, 2007
"Intinya, untuk sukses dalam suatu pekerjaan hati kita harus merasa enjoy tiap kali menjalankannya," kata seorang Arbain Rambey, salah satu fotografer jurnalistik kawakan di negeri ini, saat Klinik Foto Jurnalistik, Senin (27/8) di gedung rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Itulah salah satu kutipan yang cukup menyentil saya yang saat itu duduk sebagai peserta.
Untuk diketahui kegiatan yang saya ikuti ini terselenggara atas kerjasama harian Kompas, Toyota dan Badan Eksekutif Mahasiswa ITS (BEM ITS). Harga Tiket Masuknya sangat terjangkau alias murah banget. Cuma 10 ribu dapat goody bag, copy materi, blocknote, pulpen cantik, sertifikat, roti enak dua biji. Terus yang tak kalah menarik peserta dapat brosur spesifikasi mobil Toyota Yaris. Mungkin saja ada yang mau beli atau mungkin bikin sendiri tandingannya Yaris (Haris, Baris atau Garis?! arggghhhh).
Banyak juga kejutan berupa DOORprize (hadiah kaget) oke-oke yang ditawarkan dalam kegiatan ini. Misalnya; flashdisk 1G desain cover mobil Yaris, back pack kompas, buku Geri (hahaha) Potter terbaru, dan yang paling wah adalah buku Mata Hati yang konon limited dan seharga 400rebu lebih (ada softcopy PDFnya kagak?).
Berhubung acaranya murah banget dan terselenggara di Kampus ITS yang oke banget, otomastis peminatnya banyak, alias akeh. Tapi ya ada saja oknum yang masuk nyelonong tanpa bayar dan berhak menerima semua seminar kit dan ikutan sesi materi.
Salah satu oknum itu adalah saya. Memanfaatkan status sebagai wartawan kelas teri kampus dengan bendera media resmi dibawah rektorat, sudah sangat cukup membuat saya melenggang kangkung di setiap acara yang ada kaitannya dengan ITS. Urusan jadi berita apa gak itu belakangan, yang penting duduk manis dapat ilmu. Syukur dapat nilai plus lain (dapet gebetan, dapet doorprize, dapet gebetan lagi, nambah kenalan, dll). dasar bedebah!
Awalnya sempat khawatir ditolak panitia dan harus rela merogoh 10rebu di dompet yang penuh kertas-kertas aneh. Pasalnya saya datang agak terlambat dan posisi ruangan hampur penuh. Lagipula, salah satu reporter ITS Online (media saya bernaung) sudah ada disana. Apa kata dunia kalau satu tempat dua buaya? Hmmm, jadilah saya lihat situasi dulu di luar ruangan. Dan cling! Ada Hanif, kawan saya yang juga dari di ITS Online, kebetulan dia termasuk panitia utama acara ini. Hehehe, jurus lobyng-flirting pun dilancarkan. Masuk deh dengan gratis. Hanya saja, saya tidak dapat kesempatan ikut undian doorprize, karena memang tak bertiket. dasar kriminil, otak gratisan!
Lewat kegiatan itu saya dapat beberapa ilmu yang InsyaAllah manfaat. Sebut saja, materi safety driving dari om Toyota. Meski saya belum bisa nyetir mobil tapi kan saya tiap kali juga berperan sebagai penumpang mobil, jadi harus tahu faktor-faktor yang membahayakan dari kendaraan roda empat ini. Selain itu dari om Toyota kita dapat inputan, klo bisa belilah Yaris. Hahaha memang kegiatan ini sebagian dari trik marketing dan promosi mereka. Saya paham sekali itu. Untuk sedikit berita liputan isi materinya dapat dilihat disini.
Lalu, pemateri yang saya tunggu-tunggu adalah bang Arbain sendiri. Selain mengajar how to jepret foto jurnalistik yang ciamik, dia juga membahas sekitar seratus foto yang juga tampil di buku kumpulan foto terbaik kompas (1965-2007), berjudul Mata Hati. Ahh, lagi-lagi bagian dari promosi Kompas di ranah kekuasaan JawaPos Group. Pertarungan duo media cetak raksasa.
Akan tetapi, yang paling menyentuh bagi saya, adalah saat Arbain mengatakan bahwa sebenarnya dia lulusan sarjana Teknik Sipil ITB yang dulu sebelum kepincut jurnalistik sempat mengerjakan proyek konstruksi di Papua. (sialan!) Secara saya juga calon sarjana teknik sipil ITS gitu looh (beda calon dan S saja kan?), dan juga sekarang selain kuliah toh saya juga sudah sedikit demi sedikit meminum racun jurnalistik yang memabukkan. Lalun yang akan selalu saya ingat dari klinik itu perkataan Arbain tentang bagaimana kita menghargai pekerjaan, seperti yang saya kutip di paragraph awal. Selama ini saya memang sering bimbang menentukan dimana saya berkarir (migas, engineer swasta, BUMN, bank, PNS, guru SD, juru potret, jurnalis, reporter atau mungkin juragan ikan lele?) -wekekekeke-
Selain Arbain, fotografer senior Kompas Johny TG juga hadir memberi pencerahan motret obyek otomotif. Ya, karena sesuai pesan sponsor, si-om Toyota dengan Kompas, juga membuat sayembara terbuka untuk jepreterz untuk motret mobil Yaris dengan tema Muda Yaris Photo Competition. Wuih, hadiahnya aduhai, membuat semua adem panas, ngiler ndrewes. Bayangkan, juara satu dapat kamera D80, duit 3 juta dan berlangganan Kompas setahun. Ciamik kan? mau ikutan gak? ayooo too.. melu yaa.
Berikut beberapa photo hasil jepretan saya (obyek Yaris) sesaat setelah klinik foto usai. Saya pake kamdig Canon G3 pinjeman dari mbak Indah Humas ITS yang baik. Yup, berikut hasil jepretan orang gapret (gagap jepret)!
Ikan Bakar Maknyusss
Wednesday, August 8, 2007
JIKA ditanya orang "apa hobimu?" hmmm, aku bakal mikir agak lamaan untuk menjawab. hohoho, karena sampai saat ini belum tau apa yang menjadi hobiku sebenarnya. Hobi jika didefinisakan merupakan kegiatan yang dilakukan diwaktu senggang dan dilakukan secara kontinyu. Lah, selama ini yang kukerjakan diwaktu senggang lebih sering adalah hal-hal yang muncul secara tiba-tiba dikepalaku. Jadi hobiku adalah melakukan hal yang terbesit tiba-tiba di pikiran, yang berpeluang menciptakan rasa damai dan menyenangkan.
Seperti, pernah pas ngerasa sepi sendiri mendesah dan pikiran ruwet, tiba-tiba langsung muncul ide wisata kuliner ke Blauran. Sendiri, benar-benar sendirian tidak ada kawan atau lawan tanding. Single fighter (kasihan)! Dan hasilnya bawa oleh2 ke redaksi ITSOnline beberapa jajan pasar yang maknyuss. Sekaligus bawaken oleh2 apem 'fresh from the oven' buat si Mayo yang udah pinjemin buku Mekanika Tanah untuk bahan ujian. Yang ternyata jadi santapan mayo and the gank. Aku pun tenar dengan apem maknyuss ^__^
Atau waktu hari libur, malas kemana-mana, tidak punya aktifitas berbobot untuk dilakukan, akhirnya nongkrong didepan kolam ikan. Liat ikan peliharaanku, eh lucu bisa renang. -gw lucu kok gak bisa renang yak?- ;jayus;
Mungkin juga yang satu ini, nongkrong di atap genteng sambil lihat indahnya langit. Tapi yang ini selallu berakhir dengan nestapa (masuk angin, red). Juga kadang melakukan aktifitas seperti liputan, jeprat-jepret atau sekedar mendengar keluhkesah dan opini man on the street, tanpa menulis report berita kemudian. Menyenangkan!
--------------------
Kali ini yang mau di ekspos di kantor berita duniadalamasa adalah realisasi ide spontanku pada tanggal 15 Juli lalu, hari Minggu tepatnya. Sudah lama juga sih, tapi sekali lagi redaksi duniadalamasa memuat ini dikarenakan nguber jumlah posting-an. Ide itu adalah bakar ikan di rumah. weikkzzz, Yummyyy! Mbak ruri sebelumnya sudah melakukan posting mengenai aktifitas ini, bisa dilihat disini.
Ide ini sebenarnya sudah terbesit sejak lama. Tapi karena berbagai aktipitas sing ora penting harus rela menunggu sampai esok harinya. Semua berawal dari cerita mama tentang sebuah pasar ikan di dekat kawasan masjid Ampel. Pasar Ikan Pabean namanya. Mama-ku memang orang Suroboyo asli, makanya tau banyak tempat-tempat asik (dijamannya) di Surabaya.
Waktu itu, setelah mama bercerita tentang pasar Pabean, langsung saja mata ini berbinar-binar, cring-cring-cring. haha.. selalu seperti itu kalau mendengar cerita yang berbau tradisonal dan merakyat. Maklum jee aku gak pernah dolan ke yang namanya pasar ikan. kata mama waktu itu, "lho disana uakeehh iwak gede-gede. ikan pari besar juga ada," ceritanya. Wadooow, langsung pingin kesana.
Dan, hari Minggu lah (15/7) baru itu terlaksana. Ya pada hari minggu kuturut mama tercinta ke pasar. Naik Suprafit orenz istimewa kududuk dimuka. Kududuk samping pak kusir yang fiktif belaka. Mengendarai motor supaya baik jalannya. bruuuummmmmm...ngeeengggggg. "pelan-pelan han, mama wedi (takut, red).." kata mama sambil mencengkram pinggangku.
Lalu, sampailah kami ditempat tujuan. Bau amis ikan sudah tercium saat kami akan parkir motor. Werrrr... sebuah becak penuh dengan ikan pun lewat dihadapan kami. Wow.. mataku terbelalak saat liat ray fish besar (iwak pari) utuh dibawa becak itu. Sayang gak sempat kejepret kamera. :(
Setelah parkir petualangan belanja ikan pun dimulai. Sekali lagi maap, gak banyak foto yang bisa saya jepret disini karena tujuan mulia awal kami adalah belanja! Dan jika kau belanja di pasar tradisional dengan jeprat-jepret, salah satu akibatnya adalah jadi susah nawar dan harga yang dipatok pedagangnya bisa-bisa jauh lebih tinggi. Yup, maybe next time. klo cuman niat hunting gambar.
Disana, mama beli beberapa jenis ikan. Mulai dari ikan teri yang putih kecil, lalu ikan bawal (alias dorang), trus ada ikan Selar yang ada warna garis kuning di badannya dan tak lupa kita beli ikan P (what a simple fish name?!).
Setelah blusukan di pasar Pabean selama kurang lebih satu setengah jam. Kami pun memutuskan pulang. Yup, cukup untuk lauk selama seminggu hasil buruan kita ini.
Sesampai rumah kesibukan pun dimulai. Mama berperan aktif lagi sebagai sie-beteti (bersihkan sisik ikan), mbak Ruri sebagai koordinator cipta sambal enak tenan, Yudha (adikku) seksi pembantu umum, bapak juga sebagai supporting unit dan ketua dewan penasihat, Dan saya sebagai ujung tombak didapuk jadi ketua pengadaan barang dan jasa (cieeehhh) alias sebagai juru bakar ikan sekaligus pengadaan perlengkapan masak.
Sayang lagi, proses bakar-bakar dan keceriaan lain selama proses berlangsung tidak sempat diabadikan. Yeah, kita lupa pentingnya seksi dokumentasi. Tapi tak apa.. beberapa foto jepretan setelah output tercapai (ikan bakar matang) saya rasa cukup menyenangkan.
kelakuan si kucing garong-1 tertangkap kamera (diperagakan oleh Yudha)
criminal cat-2 pose waspada.... (diperagakan oleh Mas Iwan)
Separatisme, Nasionalisme NKRI Diragukan
Tuesday, August 7, 2007
TARIAN Cakalele itu membuat gempar bangsa ini. Rakyat marah. Demonstrasi terjadi, menghujat bahkan tak segan melukai siapa-siapa yang terlibat. Maluku resah. Sementara seorang mantan intelejen memaparkan kekhawatiran akan meluasnya separatisme. Lalu kemana nasionalisme? Apa membakar bendera RMS adalah kobaran dari semangat nasionalisme?
Siapa yang tidak tergelitik dengan tarian cakalele dalam acara pembukaan Hari Keluarga Nasional ke XIV di Ambon, Maluku, Jumat pagi (29/6). Sebanyak 20 orang penari sukses membuat presiden SBY yang hadir dalam acara itu geram. "Saya meminta para pelaku diusut sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Presiden kepada tamu yang hadir, seperti dikutip dalam tempointeraktif.com.
Setelah tarian berdurasi lima menit itu, bergulirlah berbagai wacana yang hebat. Lagi-lagi Indonesia menjadi sorotan mancanegara. Isu separatisme mencuat ke permukaan. Diskusi demi diskusi pun digelar, membahas ’hantu’ separatisme itu.
Seperti yang dilaporkan detik.com (7/7), dalam diskusi Mengungkap Eksistensi Separatisme di Menara Kebon Sirih, Hendropriyono mantan kepala BIN mengungkapkan kekhawatirannya. Hendro mengutarakan saat ini separatisme diyakini sudah semakin meluas. Papua diperkirakan bakal menjadi yang kedua terlepas dari NKRI jika pemerintah tidak segera mengatasi konflik disana. Dan lima tahun lagi tidak menutup kemungkinan Borneo lepas.
Dalam diskusi lain bertema Dibawah Bayang-Bayang Separatisme yang dihelat di Mario Place Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, (7/7) detik.com melaporkan bahwa intelejen asing dianggap mempunyai andil dalam munculnya separatisme. Rakyat Maluku dan Papua kemungkinan malah tidak mudheng dengan separatisme dan tidak menginginkannya. ”Orang Maluku sudah puas dengan Indonesia. Di Papua orang juga tidak paham dengan separatisme. Yang terjadi orang-orang tertentu di kedua daerah itu dipakai orang asing untuk kepentingan mereka,” kata mantan Kasdam Trikora Brigjen Purn Rustam Kastor, seperti dilaporkan detik.com.
Yang menjadi persoalan sekarang, mengapa bisa sampai seperti itu? Separatisme meluas. Menjadi kekhawatiran pula, benarkah hanya mereka yang di wilayah timur yang tidak tahu apa itu separatisme? Atau bahkan hampir seluruh bangsa ini sudah lupa dengan kata nasionalisme? Lebih nakal lagi, muncul pertanyaan dalam diri penulis, apa yang dimaksud dalam kutipan Rustam bahwa orang Maluku sudah puas dengan Indonesia? Lalu siapa Indonesia yang dimaksud?
Teringat pula saya dengan cuplikan sajak WS Rendra berjudul Demi Orang Orang Rangkas Bitung sebagai berikut;
Bukankah kemerdekaan yang sempurna itu
adalah kemerdekaan negara dan bangsa?
Negara anda sudah merdeka.
Tetapi apakah bangsa anda juga sudah merdeka?
Separatisme Vs Nasionalisme
Separatisme politis menurut wikipedia adalah suatu gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia (biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama lain (atau suatu negara lain). Masih menurut ensiklopedia online ini, istilah ini biasanya tidak diterima para kelompok separatis sendiri karena mereka menganggapnya kasar, dan memilih istilah yang lebih netral seperti determinasi diri.
Alasan ketidakpuasan terhadap pemerintahan agaknya yang membuat beberapa daerah, dengan beberapa tokoh didalamnya membangkitkan gerakan pemisahan diri dari NKRI. Mempunyai kedaulatan sendiri, mengolah sumber daya sendiri diyakini gerakan ini dapat lebih mendatangkan kemakmuran bagi rakyatnya. Memang motivasi separatisme sebagian besar karena kepentingan politik dan ekonomi. Tapi beberapa juga ada yang muncul dengan basis religius.
Bisa jadi, gerakan-gerakan separatis yang timbul di negeri ini seperti kekhawatiran Rustam karena ditunggangi oleh kepentingan asing. Tapi pemerintah juga harus intropeksi diri. Apakah nahkoda arah perjuangan pasca kemerdekaan ini sudah sesuai dengan cita-cita nasionalisme? Tercapainya keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Jangan sampai timbul polemik keraguan identitas kebangsaan. Benar kata Rendra dalam sajaknya, ”Apakah Bangsa anda juga sudah merdeka?”
Indonesia bukan hanya milik segelintir penduduk di Pulau Jawa yang notabene adalah tempat para penguasa NKRI berada. Tapi Indonesia adalah dari sabang sampai merauke, meski sudah ada gompal di Timor Timur.
Jika sudah ada perasaan Maluku itu Indonesia, Papua itu Indonesia dan lain sebagainya di NKRI adalah Indonesia, kemudian, pemerintah menjalankan pemerintahan seadil-adilnya, niscaya, hantu yang akhir-akhir ini ditakuti tak akan muncul.
Gol dari gerakan separatisme terbukti tidak selalu membawa kebaikan bagi rakyat. Tidak usah jauh menengok, negara muda Timor Leste dalam Indeks Kegagalan Negara yang disusun Fund for Peace, sebuah organisasi penelitian independen di Washington, Timor leste berada di urutan ke-20 dalam kategori berbahaya.
Negara-negara muda yang terbentuk dari perpecahan terbukti punya kesulitan untuk tetap eksis. Dan, itu bisa menjadi pelajaran bagi bangsa ini untuk lebih menghargai suatu kesatuan dan mengerti betul nasionalisme. Salah satu cara pendekatan yang biasa digunakan untuk membangkitkan semangat nasionalis adalah dengan melacak kembali atau flashback sejarah bangsa ini sebelum mencapai kemerdekaan hingga sekarang. Mulai dari perjuangan kedaerahan, lahirnya Budi Utomo, Sumpah Pemuda, lalu Proklamasi yang menggetarkan dan sampai pada masa ini.
Akan tetapi perlu digarisbawahi, paham nasionalisme yang mendasari kesatuan bangsa hendaknya tidak dikotori dengan pemahaman sempit. Nasionalisme tidak hanya ditujukan pada pengabdian pada negara politis. Nasionalisme bukan paham yang membela mati-matian suatu negara, benar atau salah negara itu. Karena itu hanya akan menimbulkan kejahatan baru, rasialisme dan pengangkangan terhadap kemanusiaan, kebenaran dan keadilan.
Kebangkitan Nasional
Sebagai generasi penerus, diakui penulis, saat ini kata nasionalisme masih jauh diawang awang. Untuk sekadar pengertian nasionalisme sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia, tentu generasi muda sudah hapal betul. Nasionalisme merupakan paham atau ajaran untuk mencintai BANGSA dan NEGARA sendiri. Tapi pengertian yang sederhana tersebut agaknya sudah terkotori dan menempatkan nasionalisme sebagai suatu ideologi yang hanya dimiliki kaum elite nasionalis yang memiliki pengetahuan lebih banyak tentang terbentuknya negara ini. Dan akhirnya menjadi sebuah hal ekslusif mendukung kepentingan kelompok tertentu.
Untuk itu harus segera diluruskan, bahwa nasionalisme adalah wacana publik dan lepas dari institusi negara. Setiap orang bebas ber-ekspresi kreatif terhadap wacana nasionalisme. Sehingga demokrasi tercapai dan kemerdekaan seutuhnya milik bangsa dan negara.
Saya sangat yakin, nasionalisme tidak mati dalam jiwa bangsa ini. Hanya saja sebagian tertidur karena terlena dengan keadaan. Dibutuhkan kebangkitan semangat nasionalisme dalam tiap individu di NKRI.
Ada yang menarik dari perbincangan saya dengan pak Yono tukang sol sepatu di daerah Waru-Sidoarjo, beberapa pekan sebelum insiden tarian cakalele. Perbincangan untuk mengusir rasa bosan menunggu sepatu kets butut keluaran converse dipermak. Perbincangan yang membuka mata, wong cilik bisa menjadi sang guru bijak. Rakyat Indonesia tidak bodoh, dan sangat rindu cita-cita kemerdekaan.
Sangat sopan dan hati-hati. Sang guru itu selalu memaparkan uneg-uneg dengan ‘nuwun sewu’. Mulai dari memaparkan tentang kehidupan yang tidak dapat diterka, hingga kadaan bangsa saat ini. ”Nuwun sewu. Semua itu berasal dari pribadi masing-masing. Yen kabeh podo mboten mikirno awake dewe-dewe, saling sayang, saling dukung, Insya Allah Indonesia saget maju,” kata sang guru.
Menakjubkan! Itulah unsur yang hilang dalam NKRI, perasaan saling sayang, saling dukung dan tidak egois. Seakan kita sudah lupa bahwa tanah air kita satu Indonesia, bangsa kita satu Indonesia, dan kita berbahasa satu Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya slogan di pita yang dibawa Garuda. Tapi sebagai pengingat kita, ditengah iklim multikultural ini memang sangat rawan dengan perpecahan.
(ini opini saya yang muat di ITSOnline, 10 Mei 2007)
Mimpi Bolang akan Rimba Nusantara
WAJAR jika manusia memimpikan suatu hal. Bisa saja harapan dalam mimpi itu terwujud kenyataan, atau bisa juga hanya sebatas mimpi yang tak kesampaian. Di sini penulis berusaha mengungkapkan kegalauan, pemikiran dengan semangat berlebih tentang mewujudkan mimpi. Kata orang semua berawal dari mimpi. Mari bermimpi sebuah petualangan di alam rimba Indonesia. Sedikit ruwet, tapi itulah mimpi.
Pernah melihat acara televisi berjudul Bocah Petualang (Bolang)? Ya, acara ini memang disuguhkan salah satu televisi swasta. Tayangan berdurasi singkat sekitar 30 menit itu menceritakan petualangan anak-anak bermain di alam bebas. Melihat aksi Bolang; berenang, memancing ataupun memainkan permainan tradisional sambil tertawa ceria, sangat memikat. Termasuk saya, berani memberi rating tinggi, secara personal, dan menempatkannya sebagai acara wajib tonton kala santap siang. Dan itu tak lain karena, Bolang membawa virus mimpi. Mimpi akan petualangan.
Memasuki hutan, menyusuri sungai dan menombak ikan memang aktivitas yang ada diangan-angan kita, yang kebanyakan hidup didunia serba modern, sibuk dengan hirukpikuk kota metropolitan. Orang seperti kita mungkin harus puas hanya dengan Bolang yang masih mengumbar mimpi dan harapan akan petualangannya.
Ya, karena manusia semakin jauh dari peradaban serba natural. Kita memang dikepung dengan modernisasi. Namun dirasa akan semakin jauh dan jauh mewujudkan mimpi itu .....
Hingga kabar yang menyedihan, buyarkan semua mimpi, dicoreng muka bangsa Indonesia. Seperti yang dilansir Jawa Pos 4 Mei 2007 lalu, berita di halaman depan yang berjudul RI Masuk Rekor Dunia Negara Perusak Hutan. Berita yang disajikan lengkap dengan grafis bar chart tingkat kerusakan hutan ini membuat miris dengan posisi pertama barchart di pegang Indonesia yang dikenal dengan negri elok nan permai.
Data yang dilansir FAO, Global Forest Resources Assestment itu menunjukkan betapa parahnya hutan di Indonesia, dengan laju penggundulan hutan 1.8 juta hektar per tahun dan tingkat kehancuran hutan 2 persen per tahun. Mengerikan!
Rencana Guiness World Record memasukkan Indonesia sebagai negara tingkat kehancuran hutan tinggi berdasarkan data temuan yang dipublikasikan FAO memang menuai protes, terutama dari instansi terkait Republik kita. Departemen Luar Negeri, seperti yang dilansir Kompas 5 Mei 2007, mempertanyakan keabsahan data FAO.
Senada dengan Deplu, Departemen Kehutanan RI yang seakan tidak rela areal kerjanya disinggung, dengan mengatakan FAO tidak adil dalam penilaian dan semata-mata ingin menjelekkan Indonesia dimata Internasional. Luar biasa protes pemerintahan RI, sampai juru bicara Deplu RI, Kristiarto Legowo berani mengkritik balik negara maju yang lebih dulu memberangus hutan melalui gempita revolusi industri.
Luar biasa berani pemerintah kita mempertahankan aib yang memang nyata ada agar tidak banyak orang tahu. Meski entah penonton (rakyat) harus berpihak pendapat yang mana. Ya, semua terkait pertentangan kepentingan, pertentangan data perhitungan tabulasi yang kebanyakan penonton awam. Meskipun sudah cukup banyak organisasi bertema Lingkungan Hidup berkoar ”Save our Forest, Save your Life”, namun tetap saja banyak penonton awam.
Tinggalkan masa lalu
Modernisasi seakan lupa asal-usulnya, membabi-buta babad moyangnya (primitif). Semua yang harus cepat, hemat dan menguntungkan tak hiraukan jerit pohon yang ditebas demi perluasan pabrik, yang katanya juga untuk kesejahteraan, kurangi pengangguran. Cukup puas juga saya terbawa mimpi oleh novel berjudul Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer, dimana menyebutkan keberadaan harimau kumbang berbulu mengkilat seperti baja, di daerah Tulangan Sidoarjo.
Sayang, macan kumbang itu tak akan pernah saya jumpai. Macan Jawa tinggal sejarah. Dikisahkan Toer, zaman itu galak-galaknya sistem tanam paksa. Tebu menjadi komoditi menjanjikan, pribumi pun ditindas. Sawah ladang disulap jadi perkebunan tebu, dengan sewa rendah. Begitu pula hutan-hutan di tanah Jawa tempat tinggal raja rimba, diberangus, demi manisnya gula.
Itulah kisah-kisah peninggalan kepulan mesin uap bertajuk revolusi industri. Ekspansi besar-besaran bangsa maju (yang sudah dapat mengarungi samudra) untuk mencari bahan baku industri jugalah yang mengantarkan negeri berjulukan Zamrud Khatulistiwa ini pada kepedihan zaman kolonial.
Trend baru berlomba-lomba menjadi penemu alat-alat modern untuk memudahkan pekerjaan, semakin mempercepat hilang ingatan manusia pada sahabat karibnya alam. Memang belum ada di zaman itu penelitian berbasis ramah lingkungan. Bahkan bisa dipastikan belum terpikir kesana. Semua yang mengeluarkan asap itu modern! Itu hebat!
Memang berani sikap pemerintahan RI mengkritik FAO berdasarkan data dan sejarah (revolusi industri). Tapi hal tersebut tidaklah pantas dan emosional. Bisa jadi hanya protes segelintir saja, karena merekalah yang punya data dan hapal betul akan sejarah. Lalu mana yang lain? Pro FAO kah, supaya RI bisa menjajal indahnya memegang rekor dunia?
Tinggalkan masa lalu, anggap sejarah. Maksudnya disini, jangan biarkan hutan menunggu kesakitan melihat tiap harinya, sementara sibuk bercuap pertahankan gengsi. Konsentrasi berusaha mencari penyembuhan dan pengobatan lebih baik daripada meratap keluh bukan. Kalaupun borok tak dapat sembuh total kembali sedia awal, kiranya sudah berhasil memperlambat infeksi ke organ yang lain. Kepunahan mungkin, kepunahan umat manusia jika terlambat.
Wujudkan mimpi
Menyelamatkan hutan Indonesia dari kehancuran memang bukanlah hal yang mudah. Hutan Indonesia yang jutaan hektar telah terlanjur di-cap internasional sebagai paru-paru dunia. Jika boleh berandai mengerikan, seperti menyelamatkan raksasa baik hati yang telah digerogoti penyakit kronis. Dokter dari spesies manusia tak tahu mulai dari mana menancapkan jarum suntiknya. Jarum pun tak mampu menembus kulit raksasa yang alot karena zaman.
Kata orang, semua berawal dari mimpi. Butuh manusia-manusia yang selalu rindu akan petualangan Bolang. Dibutuhkan gelombang generasi penyelamat! -sengaja tidak disebut generasi penerus. karena penulis khawatir justru meneruskan kerusakan yang ada-, ditengah maraknya ajakan gaya hidup konsumtif yang dipaparkan media dan minimnya ajakan penuh untuk sayangi lingkungan.
Selama ini sudah banyak sekali sekolah-sekolah dasar mengajarkan muridnya untuk menyayangi alam, dengan disertai kegiatan outbond menanam bibit pohon. Tapi nyatanya tak berhasil meresap, pelajaran menanam pohon seakan hanya diperuntukkan untuk bocah SD dan hobiis tanaman. Untuk saat seperti ini, sangat butuh aksi dari pemerintah, segenap lembaga terkait dan masyarakat menampilkan ajakan secara serentak menyelamatkan hutan ini.
Masih banyak orang awam akan bencana global yang lebih parah jika kerusakan terus berlanjut. Selama ini masyarakat hanya tahu hutan gundul mengakibatkan; longsor, banjir, dan kekeringan. Lalu apa pula global warming (Pemanasan Global)? Banyak yang tak tahu.
Penyebab gundulnya hutan di negeri ini ada tiga hal utama. Yakni illegal logging, legal loging dan kebakaran hutan. Kehancuran hutan yang tinggi ini juga memberikan dampak pada sumbangan emisi gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global. Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi (disadur dari Wikipedia). Salah satu efek pemanasan global, kenaikan permukaan laut, yang berarti tenggelamnya daratan.
Memang tak cukup hanya ajakan. Semua dituntut pro aktif. Terlebih pemerintah harus sangat fight. Diharapkan pemerintah tidak hanya membuat peraturan dan keputusan terkait masalah ini. Pemerintah memang saat ini telah berkomitmen memberantas ilegal logging dan melakukan gerakan rehabilitasi hutan.
Tapi hal itu belum lah nyata terbukti berhasil, masih banyak kasus ilegal logging yang terjadi dan kerusakan hutan makin bertambah. Sangat perlu saat ini pemerintah bertindak tegas terhadap perusahaan industri kayu yang sudah tidak layak operasi. Tegas dalam hal ini menutup industri yang tidak layak. Telah diketahui, laju produksi alam untuk memenuhi kebutuhan industri kayu sangatlah lambat. Tak sebanding dengan laju produksi industri kayu menghasilkan produk, sehingga masih terjadilah penebangan liar.
Ijin penebangan hutan yang diberikan pemerintah kepada Industri juga perlu dikaji ulang. Tak perlu, saat krisis hutan seperti ini, pemerintah mengeluarkan ijin baru lagi. Pemberlakuan moratorium logging (jeda penebangan hutan) yang saat ini ramai digembar-gemborkan aktifis lingkungan hidup, pemerintah harus segera melakukannya.
Peran pemerintah dalam proyek kebangkitan hutan Indonesia ini, tentunya juga harus didukung semua individu. Jika perlu buat agenda nasional dimana dimulainya langkah baru dan serius atasi masalah ini. Bisa jadi pula hari itu menjadi hari kebangkitan hutan nasional yang akan dikenang sepanjang sejarah Indonesia.
Ya, kepada semua individu mari mulailah bermimpi, lalu bangkit tanam bibit. Bayangkan penerusmu kelak riang bergelayot ala Bolang memakan buah di pohon hasil bibit itu. Sekarang, selamat merintis sebagai individu generasi penyelamat!
(ini opini saya yang muat di ITSOnline, 16 Mei 2007)
Oleh-oleh Jalan Bareng Jagoan ITS
Monday, August 6, 2007
POSTING kali ini sebenarnya sudah agak lama kejadiannya. Tanggal 16 - 22 Juli lalu dapat tugas mengikuti kontingen ITS berangkat ke Pimnas XX di Universitas Lampung (Unila). Disini saya bertugas menggantikan Humas ITS Mr Sukemi yang sekarang menjabat staf ahli Menkominfo, untuk melakukan liputan selama disana. Meski kejadiannya lama, tidak apa-apa deh untuk di masukkan di duniadalamasa. Itung itung nguber postingan. :)
Tugas kali ini cukup mendadak. H-2 menjelang keberangkatan redaksi ITSOnline baru diberi kabar dari Kemahasiswaan ITS mengenai permintaan pak Rektor mengikutsertakan wartawan ITSOnline. Yup, tak lain untuk meliput tim ITS di Unila. Dan salah satu alasan (memangnya cuma satu) mengapa mereka (rektorat, red) menunjuk ITSOnline karena pada kepemimpinan yang baru ini cukup lambat dalam menyikapi dan mengisi posisi humas yang kosong sepeninggal pak Kemi ke Jakarta. Dan untuk menunjukkan kompetensiku kubuatlah satu berita awalan ini.
Saya sendiri tidak ada masalah dengan segala hal yang mendadak. Hanya saja agak kecewa dengan birokrat. Meski saya easygoing, tapi tetap ngerti yang namanya planning pak! (ngamuk mode: on) hehehe, habise si bapak-bapak itu di meeting pertama denganku memberi informasi kalau aku diberangkatkan hari Selasa pagi naik Pesawat bareng beberapa pejabat ITS. Dalam benakku saat itu memang sewajarnya aku dinaikkan pesawat, karena disana aku bakal kerja liputan kesana kemari. Supaya gak capek gitu.
Nah, di hari Senin siang saat aku melakukan liputan pemberangkatan kontingen, yang bisa dilihat disini, barulah si-Bapak yang berwenang itu memberi kabar kalau aku harus berangkat bareng mahasiswa kontingen ITS untuk Pimnas sore itu juga naik kereta api. Mampuuusss, mana cucian (yang baru dicuci malam sebelumnya) belum kering betul dan belum disetrika. : doooh :
Seperti biasanya saya selalu mencoba ngobrol ceplas-ceplos -meski belum sepenuhnya bisa-, "lho pak katanya kemarin saya berangkat besok, naik pesawat," kataku sambil menatap matanya.
"enggak, pak johan berangkat sore ini, supaya bisa mengikuti tim mahasiswa dari awal hingga akhir," kata si Bapak.
"waduh, sekarang saya belum siap pakaian da packing," kataku coba ngeles, supaya berangkat naik pesawat reekkk. Numpak sepur lak yoo kesel.
"Ya sekarang kamu kan bisa pulang. Nanti kereta berangkat jam 5an kok. Gmn siapkan?," katanya.
"Ya sudah pak. sippp lah," kataku singkat sambil mengangkat dua jempol (tanda pasrah). ^__^?
Belum sampai disitu pengorbanan seorang jurnalis. Dengan waktu yang serba mepet (kudu setrika, paking, mandi, B-A-B, makan dsb), datang telepon dari Mas Bekti, Pemred ITSOnline. Dikatakannya, kamera canon G3 punya humas ITS yang akan kubawa liputan di Lampung tidak ada chargernya. Dan aku mesti ambil dulu di rumah pak Kemi (yang cukup jauh dari rumahku). Yaa, memang kamera itu baru diserahkan (dipinjemkan) ITS ke ITSOnline. Wew, dan jadilah lengkap penderitaan awal keberangkatan. Berpacu mengejar waktu, mencari alamat pak kemu yang mbulet di daerah Sidoarjo. Meski KTP-ku Sidoarjo, aku lebih mengenal jalan Surabaya dari Sidoarjo. Dan akhirnya ketemu, itupun gak bisa langsung.. orang rumahnya pak kemi lupa tempat chargernya. nunggu dulu deh sambil ketar-ketir (cemas).
Dan, jadi pula berangkat naik kereta api Gumarang dari stasiun pasar Turi menuju stasiun Gambir Jakarta. Kuakui, menyenangkan jalan-jalan bareng dengan jagoan-jagoan ITS (istilah Pak Nur). Ada beberapa kejadian berkesan mengamati tingkah polah mahasiswa ITS selama perjalanan, seperti berita yang menurut saya lucu tentang dua orang mahasiswa ini.
Ini foto beberapa jagoan kampus yang akan berjuang disana.
Liputan pun dimulai. Journalist on duty.... (hasil jeprat-jepret) -maaf saya masih amatiran motretnya-
Teks Foto: Gajah Ikut Buka Pimnas.
Teks Foto: Dirjen Dikti Prof Satrio Soemantri Brojonegoro buka Pimnas
Teks Foto: Ahh, segar! Dirjen Dikti meminum sirup Mangrove karya mahasiswa ITS.
Teks Foto: Pak Sigit dari PENS ITS unjuk pamer robot ke wartawan media Lampung
Selain itu juga sempat jeprat-jepret foto selain kegiatan Pimnas, berikut beberapa foto itu;
- Interest Robot Sejak Dini
- mbak Sarkam (sadar kamera). Duh, cantiknya! Dijepret di Bandara Raden Intan 2 Lampung
- Adik kecil dandanan seksi (wooopsss!) sedang menunggu sepur di Gambir
- Programmer Pelit-, ^__^ saat perjalanan pulang ke Surabaya saya bergabung dan menghabiskan waktu perjalanan saya dengan empat jagoan ITS pada lomba Apllied Programming. Busett, ternyata programmer saking seneng mikir, beli makan siang pun nawarnya sampe bikin mampus ibu penjual (liat kanan foto, ibu penjual nelangsa dibuatnya). Akhirnya dapat Nasi Goreng Rp. 6000 (setelah dirasa cukup murah dari yang lain).
- Nah, yang dibawah ini saya jadi model lagi. Dijepret di stasiun Gambir pas mau pulang oleh Hadziq sang maskot mahasiswa ITS (eh, mawapres ding) -juga salah satu tim programmer-. Dari lensa kamera ponsel Nokia seri N70-nya. trims ya Dziq!
Untuk berita hasil liputan saya selama disana, dan prestasi jagoan ITS bisa dilihat di link berikut:
Stand ITS di Pimnas Lebih Dulu Berbenah
Tiba di Lampung, Kontingen ITS Siap Bertanding
Pimnas XX Resmi Dibuka di Lampung
Dirjen Dikti Coba Sirup Mangrove
- Stand ITS Tampilkan Sepuluh Karya
- Tim ITS Mulai Berlaga
- Dua Poster PKM ITS Lolos ke Tahap II
- ITS gelar Workshop Robo Soccer
- Tim Programming ITS Melaju ke Final
- ITS Peringkat Empat di Pimnas XX